“KH.Muhammad Imron”
adalah sosok kyai disiplin dan telaten.
Merupakan putra ke 2 dari buah pernikahan KH.Humaidulloh dan Nyai Hj.Aisyah
Kyai Imron dilahirkan di Kaliwungu tanggal 31 Januari 1951 bertepatan dengan tanggal 23 Rabi’ul Akhir 1370,
Semenjak kecil ayah beliau mendidik putra-putrinya dengan sangat disiplin mulai dari belajar mengaji, sampai pekerjaan rumah sehari-hari
Dilakukan oleh seluruh putra-putrinya tanpa adanya andil abdi ndalem yang terlibat, padahal pada saat itu keberadaan santri yang mondok di pondok pesantren salaf APIK berjumlah sekitar seribuan orang, buah kedisiplinan dan pendidikan yang diterapkan oleh ayahnya ini sehingga membentuk karakter seluruh putra-putrinya menjadi manusia yang mandiri dan disiplin.
Semasa kecil Kyai Imron mendapatkan pendidikan agamanya langsung dari orang tuanya mulai belajar membaca Al-quran hingga membaca kitab kuning, untuk pendidikan formal kyai Imron bersekolah di SR (sekolah rakyat) setara SD, setelah itu melanjutkan sekolah di Madrasah Islamiyah Mifathululum (MIM), menginjak remaja kyai Imron yang haus akan ilmu agama malanjutkan pengembaraan ilmunya dengan menempa pendidikan dipondok pesantren Lirboyo Kediri dan mengaji kepada mbah Kyai Marzuqi Dahlan, Ketika liburan Tiba beliau tidak lantas pulang untuk melepas rindu kepada keluarganya selayaknya santri-santri pada umumnya, melainkan beliau mencari sanad ilmu keagamaan dipondok pesantren lain, tercatat beliau pernah pasaran di Pati, Banyuwangi, dan sidoarjo, Hal ini dilakukan nya selama lima Tahun, hingga akhirnya sang ibu memintanya untuk pulang.
Setelah selesai melakukan pengembaraan mencari ilmu agama selama belasan tahun, lantas beliau diminta untuk membantu mengajar di pondok pesantren salaf APIK yang diasuh oleh ayahnya, selain itu kyai Imron juga diminta oleh pamannya kyai Kholil untuk membantu mengajar di pondok pesantren Putri ARIS, dari sinilah kyai Imron akhirnya menemukan pendamping hidup, dari buah pernikahannya ini kyai Imron dikaruniai 7 orang putra dan putri.
Kyai Imron diamanati untuk melanjutkan estafet kepengasuhan pondok pesantren salaf APIK peninggalan dari sang kakek, setelah melalui musyawarah mufakat kyai-kyai sepuh kaliwungu Kendal yang dipimpin Kyai Abdul Hamid pada saat sebelum upacara pemberangkatan Jenazah ayahandanya (Kyai Humaidulloh) bertepatan pada tanggal 29 Ramadhan 1405 H/ 17 Juni 1985 dan beliau mengasuh pondok pesantren salaf APIK selama kurang lebih 19 tahun,
Hingga akhirnya Mendung kelabu dipertengahan bulan Maulid tepatnya tanggal 16 Rabi’ul awal 1424 diusianya yang menginjak 52, beliau di panggil Allah untuk selamanya.
#Selanjutnya mengharap kehadiran Bapak/ Saudara dalam acara Dzikro Munasabatil Haul Al marhum wal Maghfurlahu KH.Muhammad Imron Humaidulloh Irfan
#Selasa 16 Rabi’ul Awwal 1439/ 5 Desember 2017
#Ba‘da Ashar Awal
#Di serambi Masjid Al-Muttaqin Kaliwungu.
#Like_Share_Bagikan
#Semoga_Bermanfaat
Related Post
Leave a comment Batalkan balasan
Terbaru
- RMI PWNU Jawa Tengah Bersama Baznas Jawa Tengah Dorong Pesantren Melek Digital melalui Pelatihan Digital Marketing
- Santri APIK Kaliwungu Uji Ketangguhan di UKT Pencak Silat Harimau Putih: Menguji Fisik, Mental, dan Warisan Budaya dalam Tradisi Bela Diri Nusantara
- Halaqoh Pengembangan Metodologi Bahtsul Masail: Memperkokoh Kajian Tafaqquh Fiddin
- Halaqoh Pengasuh Pesantren Naharul Ijtima’ RMI PWNU Jawa Tengah: Menjadi Pengasuh Pesantren yang Alim dan Berdedikasi
- RMI PWNU Jateng Gelar Naharul Ijtima di Kendal, Fokus Revitalisasi Pesantren Menuju Indonesia Emas 2045
2 Komentar
Umam
Desember 4, 2017 at 23:57Gurung Agung, panutan dan Inspirasi saya..
له ألفا تحة
Umam
Desember 4, 2017 at 23:59Guru Agung, Panutan dan Inspirasi saya
.. له الفاتحة