Malam semakin larut dan menampakkan kesunyiannya , angin gurun yang begitu kering dan bertiup menyusuri lorong – lorong pemukiman kota madinah yang tenang, di intai jutaan binatang malam dan disaksikan taburan bintang menggambarkan kedamaian para penghuninya.
Namun ditengah ketenangan malam, tiba-tiba terlihat sesosok lelaki bertubuh tinggi dan kekar terlihat menyusuri jalan utama kota, dengan langkah tenang, menyusuri seluruh jalan di kota baginda alam di kebumikan, ketika sampai pada suatu tempat kakinya dihentikan oleh suara rintihan seorang wanita. Dia cari dari arah manakah suara itu berasal.
Setelah ia temukan asal suara itu, ia hampri sebuah tenda. Didepan pintu tenda itu terlihat seorang lelaki badui yang sedang gelisah dan berharap harap cemas. Sejurus kemudian sang lelaki menanyakan tentang asal- usul dan ada permasalahan apa terhadap sang pemilik tenda.
Pemilik tenda menjawab “kami adalah orang Tuhamah, kami dengar kholifah Umar ibn khotob amat suka membantu orang- orang yang membutuhkan, oleh sebab itulah kami beranikan diri menempuh perjalanan jauh untuk menghadap bliau dan memohon bantuan. Kami baru tiba mala mini disini ,sejak kedatangan kami disini istriku merasakan sakit karna hendak melahirkan, saya hanya ditemani oleh istri dalam perjalanan ini, sehingga kami benar- benar asing disini dan aku sendiritidak tahu apa yang harus aku lakukan.”
Jangan khawatir kawan , saya akan urus segala keperluanmu, jawab sang lelaki seraya bergegas pergi.
Si badui duduk menunggu dengan penuh rasa cemas dan gelisah, tak berselang lama sang lelaki datang dengan menggandeng seorang wanita dan membawa keperluan persalinan serta bahan-bahan makanan, wanita itu tanpa dikomando langsung masuk kedalam tenda dan melaksanakan tugasnya.
“kemarilah wahai saudaraku, mari kita memasak” kata sang lelaki terhadap badui.keduanyapun sibuk dalam mempersiapkan masakan.
Berapa saat kemudian terdengar suara tangisan bayi diiringi teriakan girang sang wanita “amirul mu’minin, sampaikan selamat kepada sahabatmu, ia dikaruniai seorang anak laki-laki”
“Amirul mu’minin ? siapakah amirul mu’minin ? si badui itu bangkit dari duduknya, menatap Amirul mu’minin dengan rasa campur aduk tak keruan, ia berdiri agak jauh sambil gemetar sekujur tubuhnya, ia meraba pada perasaannya, jangan – jangan lelaki yang disebut tadi ialah Amirul mu’minin sayidina Umar ibn khotob, lalu siapakah wanita yang bersama bliau. Tanyanya dalam hati. Mungkin itulah istri bliau gumamnya kembali dalam hatinya.
Sosok lelaki gagah dan wanita yang ia bawa telah selesai membantu persalinan, kini ia mulai meng hidangkan makanan terhadap si badui.
“Siapakah wanita ini” ? tanya si Badui
“Dan ia istriku. Umu kulstum” jawab Amirulmu’minin
“Aku tidak tahu bagaimana aku harus berterimakasih terhadap anda atas bantuan semua ini” kata sibadui terhadap Amirul mu’minin seraya meneteskan air mata.
Jangan berterimakasih kepada kami ‘ berterimakasihlah terhadap Allah S.W.T yang dengan rahmat-Nya yang maha luas telah memberi hamba – hamba-Nya yang amat hina ini kesempatan untuk membantumu” sahut Kholifah Umar. “ Sekarang kami permisi dan besok engkau temui aku di masjid, kita lihat apa yang bisa aku lakukan untuk membantumu” kata Amirul Mu’minin. seraya memohon pamit.
By : Abdul Majid Muhdlor
Related Post
Terbaru
- RMI PWNU Jawa Tengah Bersama Baznas Jawa Tengah Dorong Pesantren Melek Digital melalui Pelatihan Digital Marketing
- Santri APIK Kaliwungu Uji Ketangguhan di UKT Pencak Silat Harimau Putih: Menguji Fisik, Mental, dan Warisan Budaya dalam Tradisi Bela Diri Nusantara
- Halaqoh Pengembangan Metodologi Bahtsul Masail: Memperkokoh Kajian Tafaqquh Fiddin
- Halaqoh Pengasuh Pesantren Naharul Ijtima’ RMI PWNU Jawa Tengah: Menjadi Pengasuh Pesantren yang Alim dan Berdedikasi
- RMI PWNU Jateng Gelar Naharul Ijtima di Kendal, Fokus Revitalisasi Pesantren Menuju Indonesia Emas 2045
Leave a comment