Hati sanubari Sang Kinasih adalah hati terbaik, hati terlapang, hati terkuat, hati terbersih, dan hati paling taqwa, hati yang terlembut, juga hati yang pemurah. Sebuah hati yang terbina yang waspada yang penuh dengan cahaya iman dan al-Qur’an.
Maka hati terbaik adalah hati milik Sang Kinasih shallallahu ‘alaihi wasallam. Sang Kinasih sendiri pernah menyampaikan: “Allah ta’ala pernah melihat hati hamba-hamba-Nya, maka Ia menemukan hati Muhammad adalah hati hamba terbaik sehingga Ia memilihnya dan mengutusnya untuk mengemban risalah-Nya. Lalu Allah melihat lagi hati hamba-hamba-Nya, maka Ia menemukan hati para sahabat adalah hati terbaik hamba sehingga mereka dijadikan tangan kanan Nabi-Nya, mereka berperang membela agama bersamanya. Sehingga apa yang dilihat oleh kaum muslimin baik maka menurut Allah juga baik, dan apa yang dilihat kaum muslimin jelek maka menurut Allah juga jelek.”
Bahwa hati Kinasih shallallahu ‘alaihi wasallam yang mulia adalah hati tersuci dan terbersih. Sebab dari semenjak belia Kinasih telah dibedah dadanya lantas dikeluarkan bagian setan dari hatinya. Saat itu Sang Kinasih kecil sedang bermain bersama teman-temannya, tiba-tiba Jibril datang membawanya, membaringkannya, lantas mulai membedah dadanya, ia mengeluarkan hatinya lalu mengeluarkan segumpal darah dari hati itu lantas berkata: “Ini bagian setan darimu”, Jibril kemudian mencuci hati itu di sebuah wastafel dari emas dengan memakai air zam-zam, membalut, lalu mengembalikan ke tempatnya semula. Sementara teman-temannya berlarian mendatangi Ibu asuhnya dan menyampaikan: “Muhammad telah meninggal dunia!” Maka mereka semua bergegas menemuinya dan akhirnya menemukannya dalam kondisi pucat pasi.”
Peristiwa pembedahan dada ini ternyata tidak hanya terjadi sekali itu saja, melainkan terjadi empat kali disepanjang hayat Kinasih. Lebih jelasnya sebagai berikut:
– Pembedahan dada kedua, disaat Kinasih berusia 10 tahun. Hal ini mengandung hikmah bahwa usia sekian adalah usia yang mendekati baligh, supaya hatinya bertambah bersih dan suci tak mengandung noda sama sekali.
-Pembedahan ketiga, berlangsung tatkala Jibril datang membawa wahyu di saat ia memberi kabar. Hikmahnya adalah menambah kemuliaan, kekuatan, dan kesiapan untuk mendapatkan wahyu dengan hati yang kuat dalam kondisi suci yang sempurna.
-Pembedahan keempat, terjadi di malam saat Kinasih hendak menjalani Isra’ Mi’raj. Hikmahnya adalah menambah kemuliaan, keagungan, anugerah, dan kesiapan menghadap dan bermunajat kepada Allah, dan menyaksikan cahaya dan rahasia-rahasia Allah, juga pendar keindahan dan keagungan.
Hati Sang Kinasih telah diformat oleh Allah menjadi sebuah hati yang terus siaga untuk menghadap Allah, hati yang tak pernah lalai, hati yang tak pernah tidur. Sehingga mimpi yang dilihat Kinasih dikala tidur juga termasuk bagian dari wahyu. Dan bahwa tidur Kinasih sendiri takkan membuat wudlunya menjadi batal.
Suatu saat ada seorang Malaikat datang kepada Nabi dalam kondisi ia sedang tidur, Malaikat itu berkata: ” Hendaklah kedua matamu tidur, hendaklah telingamj mendengarkan, dan hendaklah hatimu faham!” Maka kedua mataku tidur, telingaku mendengar dan hatiku faham. Malaikat itu berkata: “Ada seorang tuan rumah membangun rumah, lalu tuan rumah itu membuat pesta, lantas ia menyuruh seseorang mengundang banyak orang untuk datang. Jika ada yang berkenan hadir, orang itu akan masuk rumah dan makan jamuan pesta itu sehingga membuat tuan rumah merasa puas. Namun jika ada orang yang enggan hadir, ia takkan masuk rumah, takkan menikmati jamuan, dan membuat tuan rumah kecewa.” Malaikat itu lalu berkata: “Tuan rumah itu adalah Allah, sementara Muhammad adalah orang yang mengundang, rumah itu adalah Islam, sementara pesta adalah surga.”
Allahumma sholli ala sayyidina Muhammadin sholatan ghodan alqo ahibbah Muhammadan wa shohbah wa ala aalihi wa shohbihi wa sallim tasliima.
Wallahu a’lam bisshowab.
Leave a comment