www.apikkaliwungu.com_Kaliwungu, 05 Nopember 2022 M/10 R.Tsani 1444 H_Setelah vakum 2 tahun disebabkan Pandemi Covid 19, Pondok Pesantren Salaf APIK Kauman Kaliwungu Kendal, Ta’mir masjid besar Al Muttaqin Kaliwungu bersama dengan masyarakat menggelar Kembali Haul akbar KH.Ahmad Ru’yat, Waliyullah Musyaffa’ dan Masyaikh Kaliwungu. KH.Ahmad Ru’yat dan Waliyullah Musyaffa’ merupakan tokoh penting sekaligus ulama dan wali dalam sejarah di bumi Kaliwungu kota Santri. Haul diikuti ribuan masyarakat dan Para santri Pondok Pesantren Salaf APIK, Alumni dan Pondok-pondok pesantren yang ada di sekitar Kaliwungu. Bahkan, lembaga pendidikan Maarif yang berada di bawah naungan NU diliburkan agar seluruh siswanya dapat turut mengikuti haul yang diadakan di dalam dan di luar masjid besar Al-Muttaqin Kaliwungu.
Peringatan haul tersebut adalah tradisi keagamaan yang begitu mengakar di Kaliwungu mengingat kaliwungu merupakan kota santri berbasis NU dan pesantren yang besar. Oleh karenanya, peringatan haul wali maupun ulama selalu diikuti seluruh masyarakat dengan antusias. Antusiasme masyarakat akan terlihat ketika masyarakat, utamanya ibu-ibu para aktivis desa bergotong royong dalam menyediakan konsumsi bagi masyarakat dan santri yang mengikuti haul, suasana guyup begitu terasa.
Peringatan haul diisi dengan pembacaan Maulid Adziba’i dan tahlil, serta diisi pula dengan pembacaan manqobah KH.Ahmad Ru’yat dan Waliyullah Musyaffa’ dari Abah KH.M.Sholahuddin Humaidulloh Irfan, Manqobah tersebut membahas tentang biografi KH.Ahmad Ru’yat dan Waliyullah Musyaffa’. Selain membahas kedua tokoh tersebut, beliau juga menyampaikan tentang manfaat haul itu sendiri. “Wali dan ulama merupakan orang yang dekat dengan Allah, maka dengan mendoakan mereka, kita juga termasuk orang yang dekat dengan Allah,” katanya. KH.Ahmad Ru’yat dan Waliyullah Musyaffa’ sendiri merupakan wali yang makamnya ramai dikunjungi para peziarah hingga saat ini. Kaliwungu menyimpan banyak kisah kewalian beliau berdua, terutama ketika masa penjajahan Jepang.
Di suatu kisah diceritakan, pada tahun 1940, Waliyullah Musyaffa’ menggali tanah yang begitu dalam, masyarakat terheran-heran dan mengira tanah itu akan digunakannya untuk membuat sumur ( tepatnya di Pon Pes Salaf APIK ). Namun selang beberapa saat, tiba-tiba saja pasukan penjajah dari Jepang menyerbu Kaliwungu, dan lubang tanah yang digali Wali Musyafak itu pun menjadi tempat persembunyian masyarakat yang ada di sekitar rumahnya. Sementara Mbah Ru’yat juga merupakan wali yang sangat kharismatik dan begitu disegani masyarakat Kaliwungu, nasab Mbah Ru’yat sampai pada Jaka Tarub, leluhur dari raja-raja kesultanan Mataram.
Kontribusi besar yang diberikan Mbah Ru’yat untuk masyarakat Kaliwungu adalah Penerus tongkat kepengasuhan Pondok Pesantren Salaf APIK Kauman Kaliwungu menggantikan paman beliau yaitu KH.Irfan Bin Musa dan menjadi pelopor berdirinya Pondok Pesantren Putri Pertama Kali di Kaliwungu, yakni Aribatul Islami (ARIS). Waktu itu, Mbah Ru’yat menginginkan ada kesetaraan hak baik laki-laki maupun perempuan dalam ngangsu kaweruh di pondok pesantren. Kedua wali Kaliwungu, Mbah Ru’yat dan Waliyullah Musyaffa’ juga merupakan tokoh yang memberikan sumbangsih yang begitu banyak dalam sejarah Islam dibumi Kaliwungu, terutama di terkait perkembangan Islam ala Ahlussunah wal Jamaah dan pondok pesantren.
Sedangkan Tausiyah disampaikan Dr.Abdul Ghofur Maemoen MA, beliau sendiri sempat menjelaskan tentang haul akbar tersebut. Kata beliau “Kenapa haul akbar di peringati pada pengasuh kedua? Kenapa tidak yan pertama?
Jawabannya ialah bahwa KH.Ahmad Ru’yat dan Waliyullah Musyaffa’ tidak punya keturunan binnasab (Secara nasab) namun sebagai tokoh pemuka agama pada zaman itu, beliau berdua merupakan menyebar ilmu-ilmu Allah yang banyak kontribusinya didalam masalah Pendidikan sehingga bisa dikatakan beliau meskipun tidak punya keturunan secara langsung namun punya santri yang sebegitu banyak sehingga itulah yang di namakn dengan Dzurriyyah bissabab. Masyarakat Kaliwungu juga mendapatkan dampak kebaikan beliau berdua sehingga dengan inisiatif tersebut, masyarakat Kaliwungu bahu membahu Bersama dengan elemen lain menggelar haul akbar pada tiap tahunnya.
Semoga Kita semua diakui sebagai santri beliau berdua dan para Masyayikh Kaliwungu. Amiiinnn Lahumul Fatihah…..
Leave a comment