www.apikkaliwungu.com_Kaliwungu, Kamis 13 Sya’ban 1445 H/22 Februari 2024 M._ Pondok Pesantren Salaf APIK menggelar Haflah Akhirussanah di serambi masjid besar Al-Muttaqin Kaliwungu sebagai wujud Syukur kepada Allah Swt. Atas kenikmatan dan senang dapat dianugrahi kesempatan menimba ilmu di pondok pesantren. Acara juga turut disiarkan secara live guna memfasilitasi kepada para alumni dan walisantri di rumah yang tidak sempat hadir.
Adapun tamu undangan pada acara tersebut segenap masyayikh, dzuriyyah, wali santri dan alumni Pondok Pesantren Salaf APIK Kauman Kaliwungu Kendal. Acara itu dimulai pada pukul 20.00 WIB dengan diawali dengan pembukaan group rebana Al- Irfani.
Mauidhoh hasanah yang pertama atas nama pengasuh disampaikan oleh syaikhina wamurobbiruhina Al-Mukarrom Abah KH. M. Sholahuddin Humaidulloh Irfan. Dintara pesan-pesannya adalah:
- Selalu menjaga nama baik almamater pondok pesantren salaf APIK Kauman Kaliwungu.
- Tetap mengaji selama liburan. Isi kegitan-kegiatan liburan dengan hal yang positif. Berkumpul dengan kalangan santri atau yang ada kaitannya dengan keilmuan.
- Hormati dan mulyakan bapak ibu kalian. Sampaikan salam dari Pengasuh dan dzuriyyah kepada keluarga kalian.
- Bagi para santri nanti berangkat nya tanggal 15 Syawal. Jangan terlalu lama dirumah karna akan menyebabkan malas untuk berangkat lagi. Dan ditata kembali niatnya jika sudah berangkat kembali ke Pondok Pesantren.
- Berusaha mengamalkan ilmu yang sudah diketahui. Karna apa yang sudah didapat dari pondok akan sangat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Sedangkan mauidhoh hasanah atau tausiyah yang kedua disampaikan oleh KH. Muhammad Musthofa Aqil Siraj ( Pengasuh Pon Pes KHAS Kempek Cirebon ) yang merupakan menantu KH. Maimoen Zubair Sarang Rembang. KH. Muhammad Musthofa Aqil Siraj banyak menjelaskan bahwa Pondok Pesantren Kaliwungu (APIK) adalah pondok tua selevel Lirboyo, Pondok Jombang dan pondok-pondok tua lainnya di Jawa.
Dalam kesempatan itu, beliau menyebutkan metode-metode pendidikan yang diterapkan di pesantren, diantaranya yang pertama adalah ta’lim. Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an:
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
Metode yang kedua, kata Kiai Musthofa adalah tadris, yaitu aplikasi atau praktik. “Yang tidak banyak itu praktik. Coba kalau membuat contoh, ambil dari Al-Qur’an dan Hadits. Para ustadz jangan memberikan contoh ja’a zaidun saja,” tegas beliau.
Yang ketiga, sebut Bapa Muh adalah ta’dib, yaitu mempunyai karakter atau akhlakul karimah. “Ta’dib itu apa? Menciptakan karakter, watak yang baik atau akhlak,” jawab beliau. “Santri harus mempunyai akhlak yang baik,” pesan putra ketiga Almarhum Kiai Aqil Siroj ini.
Terakhir adalah tarbiyah. Sebagaimana yang diterapkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad Saw, tarbiyah itu menciptakan ma’iyah (kebersamaan). “Kiai-santri, murid-guru selalu bersama-sama,”
By: Abdul Majid Muhdlor
Terbaru
- Membangun Sinergi untuk Kemajuan Himmahku: Musyawarah Pengurus Himmahku Nusantara di Pon Pes Al-Islah Pemalang
- Peran Strategis Pesantren Dalam Moderasi Agama
- Gelar Rapat Kerja Perdana, RMI PWNU Jateng Pertegas Komitmen Khidmah untuk NU
- KORELASI BULAN MUHARAM DENGAN YATAMA
- MAKSUD DARI HAJI ADALAH ARAFAH
Leave a comment